12Oct Harga Premium Batal Naik, Pertamina kian Terbebani Harga kekonomian Premium dan Solar. Bisnis.com, JAKARTA — Keputusan pemerintah menunda kenaikan harga bahan bakar minyak jenis Premium dinilai akan semakin membebani PT Pertamina (Persero).. Penundaan penaikan harga Premium menjadi topik headline koran cetak Bisnis Indonesia edisi
ILUSTRASI. SPBU Pertamina Reporter Febrina Ratna Iskana Editor Handoyo . ENERGI - JAKARTA. Harga minyak dunia sedang dalam tren naik. Pada awal tahun 2018, harga minyak berada di level US$ 65 per barel, saat ini harga minyak sudah menyentuh level US$ 80 per barel. Kenaikan harga minyak pun menyerat harga Bahan Bakar Minyak BBM. PT Pertamina Persero saja sudah melakukan penyesuaian harga sebanyak sembilan kali sepanjang periode Januari hingga Oktober 2018. Teranyar, Pertamina menaikkan harga Pertamax Series dan Dex Series dengan besaran kenaikan harga berkisar Rp 900/liter hingga Rp Namun, Pertamina tidak menaikkan harga premium, solar dan pertalite. Hingga saat ini, pemerintah belum merubah harga solar dan premium sepanjang tahun 2018. Harga pertalite saat ini sebesar Rp solar Rp dan premium Rp Pertamina pun disebut-sebut menanggung selisih harga yang cukup besar. Namun Pertamina enggan berkomentar terkait besaran selisih harga BBM tersebut."Saya belum ada hitungannya,"ujar VP Corporate Communication Pertamina, Adiatma Sardjito kepada Jumat 19/10. Jika merujuk pada formula harga, harga solar untuk periode 1 Oktober-31 Desember 2018 sebesar Rp belum termasuk pajak Harga tersebut berdasarkan Mean of Platts Singapore MOPS US$ 96 per barel. Harga solar tersebut naik dari periode 1 Juli-30 September 2018 sebesar Rp liter. Harga solar ini berdasarkan MOPS sebesar US$ 84,84/barel. Untuk harga premium periode 1 Oktober - 31 Desember 2018 seharusnya sudah mencapai Rp belum termasuk pajak. Harga ini berdasarkan MOPS sebesar US$ 90/barel. Konsumsi BBM berdasarkan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi BPH Migas untuk realisasi konsumsi solar periode Januari hingga 15 Oktober 2018 sudah mencapai 12,01 kiloliter KL atau sebesar 82,18% dari kuota tahun ini sebanyak 14,62 juta KL. Untuk realisasi konsumsi premium periode Januari sampai 15 Oktober 2018 sudah mencapai 6,78 juta KL. Jika selisih harga BBM semakin besar, maka akan terus menjadi beban keuangan bagi Pertamina. Akhirnya laba perusahaan plat merah tersebut pun dipastikan akan tergerus. Direktur Keuangan Pertamina, Pahala N. Mansury menyebut laba Pertamina pada tahun ini lebih rendah dibanding realisasi laba pada tahun lalu. Tahun lalu, Pertamina mampu membukukan laba sebesar US$ 2,41 miliar. "Harapan kami sampai akhir tahun nanti kami masih bisa bukukan laba. Dibanding tahun lalu tentunya berkurang, tapi kami masih akan bukukan laba sampai dengan akhir tahun,"ujar Pahala pada Rabu 17/10. Namun Pahala masih enggan menyebut kisaran laba Pertamina di akhir tahun ini. "Tidak bisa kasih angka, saya tidak hafal angkanya. Masih akan positif insya Allah," imbuhnya. Laba Pertamina dalam enam tahun terakhir memang naik turun. Pada tahun 2012, realisasi laba Pertamina sebesar US$ 2,77 miliar. Tahun 2013, Pertamina mencatatkan kenaikan laba menjadi US$ 3,07 miliar. Namun tahun 2014, laba Pertamina anjlok seiring turunnya harga minyak. Laba Pertamina pada tahun 2014 hanya sebesar US$ 1,45 miliar. Pada tahun 2015, laba Pertamina turun lagi menjadi US$ 1,41 miliar. Kemudian pada tahun 2016 kembali naik menjadi US$ 3,15 miliar. Pada tahun lalu, laba Pertamina kembali tirun menjadi US$ 2,41 miliar. Tahun ini, Pertamina pun hanya ditargetkan memperoleh laba sama dengan tahun lalu sebesar US$ 2,4 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News DONASI, Dapat Voucer Gratis! Dukungan Anda akan menambah semangat kami untuk menyajikan artikel-artikel yang berkualitas dan bermanfaat. Sebagai ungkapan terimakasih atas perhatian Anda, tersedia voucer gratis senilai donasi yang bisa digunakan berbelanja di KONTAN Store.
HargaKeekonomian Solar Industri PT.Pertamina (persero) Berikut kami sampaikan informasi harga keekonomian HSD Solar Industri PT. Pertamina, periode 16 - 31 Oktober 2015: Harga Dasar HSD Solar Industri Wilayah I : Rp 8.200,- (persero), periode 1 - 15 Maret 2018 . Berikut k ami sampaikan informasi harg a keekonomian HSD Solar Industri PT jualsolar non subsidi agen solar industri jual solar hsd supplier solar industri pertamina STANDARD PROCEDURE FOR FOB AGO Crude Oil Crude Oil Price Crude Oil Trading D2 Russian Gas Oil Supplier D6 Harga D2 Migas . sts Batam Harga D2 Migas Update 9 April 2018 Harga HSD Migas Harga hds migas nunukan JP 54 Jet TS 1 Kerosene .
Berikutini kami sampaikan harga dasar solar industri pertamina periode 15 – 31 Juli 2018 Harga dasar solar industri Area I dan Area II = Rp. 11,850.- Harga dasar solar industri Area III dan Area IV = Rp. 11,950.- dan Rp. 12,100.- Harga tebus solar industri pertamina seluruh wilayah, sebagai berikut : (harga sudah termasuk PPn, PPh, PBBKB)
Pertaminamenyatakan sepanjang 2018 perseroan mampu mencatatkan laba Rp 35,99 triliun. Jajaran direksi dan komisaris PT Pertamina (Persero) saat menggelar konferensi pers mengenai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di kantor Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Jumat 31 Mei 2019. Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry
Liputan6com, Jakarta PT Pertamina (Persero) baru saja menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax dari Rp 9.000 per liter menjadi Rp 12.500 perliter per tanggal 1 April 2022, meski begitu harga tersebut masih lebih rendah dibandingkan negara lain.. Direktur Executive Energy Watch Mamit Setiawan mengatakan, kenaikan harga Pertamax merupakan DQcu.
  • 148dvr8j6k.pages.dev/108
  • 148dvr8j6k.pages.dev/157
  • 148dvr8j6k.pages.dev/280
  • 148dvr8j6k.pages.dev/170
  • 148dvr8j6k.pages.dev/490
  • 148dvr8j6k.pages.dev/574
  • 148dvr8j6k.pages.dev/513
  • 148dvr8j6k.pages.dev/261
  • harga solar industri pertamina 2018