Tandanyaadalah tambahan hamzah di awal kalimah, huruf nun di antara ain dan lam fi'il, serta huruf yang sejenis dengan lam fi'il di akhir kalimahnya. Kata yang mengikuti wazan ini berfaedah mubalaghah al-lazim (melebih-lebihkan). Contohnya : إِقْعَنْسَسَ الرَّجُلُ (Lelaki itu amat menonjol keluar dadanya). 2.
Jikahuruf Hijaiyah diberi harakat kasrah, maka huruf tersebut dibaca dengan vokal "i". Contoh: طِ ضِ صِ شِ سِ Huruf hijaiyah di atas dibaca menjadi thi, dhi, shi, syi, si karena terdapat harakat kasrah pada bagian bawah huruf. 3. Dhammah. Dhammah adalah harakat yang berbentuk seperti huruf waw (و) namun berukuran kecil.
Demikianjuga bila hamzahnya berharokat fathah, kasroh, dhomah, kasrohtain atau dhomahtain.Maka hamzahnya dibaca SUKUN. د كاءً: Jika waqof, د كاءَا hamzah fathah tanwin, bila waqof dibaca panjang 1 alif. NUN kecil di bawah namanya NUN 'IWAD (pengganti tanwin), jika di awal ayat dan berharokat kasroh, maka nun kecil tsb TIDAK dibaca.
Selainke tujuh huruf tersebut, harus dibaca tarqiq kecuali huruf lam dan ra yang mempunyai ketentuan sendiri. Pertama, huruf lam tetap dibaca tafkhim jika berada pada lafad jalalah (لَفْظُ اْلجَلَالَة) , yakni lam yang terdapat pada lafad الله dengan syarat lam tersebut didahului tanda baca fathah atau dhammah. Contoh:Hukumini berlaku jika nun sukun atau tanwin bertemu huruf-huruf hijaiyah. - Bagian 2 ataupun fathah tanwin [ــًــ] menjadi suara huruf yang ada di depannya mim [م], nun [ن], waw[و] dan ya [ي], atau dari keempat huruf tersebut seolah-olah seperti diberi tanda tasydid, dan diiring dengan menggunakan suara yang berdengung 1 Alif
quRVDAM.